Generasi Qur’ani tidak hanya menjadikan
Al-quran sebagai pedoman dalam hidupnya melainkan menyakini dan menanamkan
kebenaran Al-quran dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Generasi
Qur’ani ternyata tidak sekedar semboyan saja, rupanya ungkapan tersebut
diwujudkan melalui kegiatan Wisuda Tilawati ke-2 SD Muhammadiyah 18,
Mulyorejo-Surabaya, Sabtu (7/4/18).
Menanamkan kegemaran membaca Al-Quran
memang tidak mudah, usaha serta proses yang terus-menerus mendekatkan ayat-ayat
suci Al-Quran pada anak-anak sejak dini, tentunya akan membuahkan hasil yang
manis. Panca Indrawati, selaku ketua pelaksana kegiatan ini mengaku turut
bangga dengan hasil yang diperoleh. Perjuangan menjadikan Al-Quran sebagai
pedoman bagi jalan hidup siswa, tentu tidak mudah, turut serta peran orangtua
dan masyarakat sekitar.
“Mereka, anak-anak kita yang akan tumbuh
unggul dengan iman dan taqwa. Bekal masa depan yang tidak akan habis oleh
waktu” ujarnya.
Wisuda tilawati ke-2 ini, diselenggarakan
dengan maksud menanamkan sikap gemar membaca Al-Quran dan memotivasi
siswa-siswi agar terus-menerus memiliki kecintaan atas ayat-ayat suci Al-Quran.
Siswa-siswi yang mengikuti prosesi wisuda Tilawati berbalut busana serba
berwarna putih, tak kalah guru dan karyawan juga turut serta mengenakan busana
serba putih sebagai simbol, generasi Qur’ani membawa manusia kembali suci.
Acara yang berlangsung pukul 7 pagi dilaksanakan dengan khidmat dan lekat oleh
ayat-ayat suci Al-Quran ini dibuka dengan grup vokal nasyid yang merupakan
salah satu kegiatan ektra kurikuler di SD Muhammadiyah 18, Surabaya. Selain
itu, turut hadir beberapa tamu undangan, diantaranya Pimpinan Cabang Muhammadiyah
beserta staff, Pimpinan Cabang Aisyiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah,
Pimpinan Ranting Aisyiyah, Sekretaris Dikdasmen, Nurul Falah serta orang tua
wisudawan-wisudawati yang dengan khidmat mengikuti prosesi wisuda Tilawati ke-2
ini.
Sejumlah 107 wisudawan dan wisudawati
pada kegiatan Wisuda Tilawati ke-2 ini cukup banyak jika dibandingkan pada
tahun lalu. Ada 3 klasifikasi model pembelajaran. Pertama, Tilawati Binnadzor pembelajaran membaca Al-Quran
dengan memperhatikan gharib dan tajwid. Kedua, Tahfidz menghafal Al-Quran, dan Ketiga, Tarjim suatu pembelajaran dengan menerjemahkan Al-Quran. Sebelum
menikmati prosesi wisuda Tilawati, para siswa –siswi yang merupakan wisudawan
dan wisudawati ini berjalan dari Masjid Mahfud menuju panggung kebesaran untuk
melafalkan ayat-ayat suci AL-Quran yang kemudian dilanjutkan dengan Imtihan
(ujian) terbuka yang berlaku untuk ketiga model pembelajaran, dengan metode
jawab soal acak. Beberapa diantara orang tua siswa yang turut hadir, mengambil
nomor undian yang berisi nomor urut siswa dan memilih nomor soal secara acak.
Nomor urut yang disebutkan kemudian akan menjawab soal. Imtihan (ujian) terbuka
dimaksudkan agar kita mampu melihat serta merasakan perjuangan siswa-siswi
dalam mencintai Al-Quran, teruslah berproses.
Harapan agar semua siswa terus-menerus
menjadi Generasi Qur’ani yang mencintai Al-Quran, mengamalkan nilai-nilai
kebaikan serta mencerminkan akhlaqul karimah, tersampaikan dalam sambutan Ainul
Rofiq, selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah 18, Surabaya. Menurutnya “Mana
mungkin anak-anak akan dapat tumbuh dengan sikap sholeh dan sholehah, jika
dalam kesehariannya tidak memiliki kegemaran dan rasa cintanya dalam membaca
Al-Quran”. Membekali anak-anak dengan membaca Al-Quran tentunya juga sebagai
langkah awal agar mereka senantiasa mencintai Al-Quran.
Akhir acara, berlangsungnya prosesi
wisuda oleh masing-masing wisudawan dan wisudawati dengan menerima syahadah
(sertifikat) sebagai bentuk penghargaan atas semangat menjadi generasi Qur’ani
yang berakhlaqul karimah. Wisudawan dan wisudawati, kemudian duduk berhadapan
dengan orang tua masing-masing, untuk mengucapkan rasa terima kasih yang begitu
besar karena telah membantu serta mendoakan mereka menjadi generasi Qur’ani.
(Mitha)
0 comentários:
Posting Komentar