Bukti, Sejarah Tidak Dilupakan.



Dalam era globalisasi SD Muhammadiyah 18 Surabaya berusaha meningkatkan sumber daya yang handal dan berkualitas serta mampu bersaing secara efektif. Untuk mencapai hal itu, Guru SD yang berbranding Sekolah Plus wajib mendorong para siswanya untuk belajar di luar kelas. Salah satunya mengajak anak didik Kelas 5 melakukan kunjungan ke Museum Mpu Tantular.
Sebanyak 42 anak didik kelas 5 SD yang dipimpin Ainul Rofiq, S.Pd mengikuti kegiatan PLK (Pembelajaran di Luar Kelas) yang berlangsung di Museum Mpu Tantular, Sidoarjo, pada Selasa (12/04).  Selain situasi dan kondisi berbeda yang dihapadi ketika belajar di luar lingkungan sekolah, kegiatan ini diharapkan dapat memacu siswa SDM 18 Surabaya untuk selalu menggali potensi yang dimiliki dan bisa mengoptimalkan pengembangan pendidikan.  
Kegiatan ini memberikan kesempatan para siswa untuk mengenal lebih dekat tentang kehidupan di masa lampau dan menambah pengetahuan sejarah bangsa indonesia, dan benda peninggalan berupa arca, wayang, keris, dan lain-lain. Kami sangat senang datang ke Museum ini. Disini dapat meningkatkan wawasan para siswa tentang peninggalan-peninggalan kehidupan purbakala dan budaya daerah lain,” ujar Adisty, siswa Kelas 5 Bima Sakti.
Siswa melakukan proses pengamatan langsung di lingkunagn Museum Mpu Tantular. Semoga kehadiran dan melihat langsung, para siswa tumbuh motivasi untuk menghargai peninggalan benda-benda bersejarah. Para siswa juga sempat menyaksikan tayangan dokumenter Museum Mpu Tantular.
Benda-benda bersejarah yang ada di Museum Mpu Tantular, Sidoarjo sangat banyak. Beragam batu, Uang kertas dan uang logam jaman dulu, Kitab Suci Al Qur’an, senjata perang seperti pedang, pistol, senapan laras panjang, kapal laut, kapal pemburu torpedo, karapan sapi, batik, keris, topeng, sepeda kuno, pesawat terbang, alat musik akordeon, sepeda motor kuno, radio, jenis-jenis lampu, reog ponorogo beserta alat musiknya, busana pengantin dari daerah Sumenep, Surabaya Pegon, Ponorogo, Mojokerto, Bojonegoro, dan miniatur Candi.
“Kami juga melakukan safari di Gedung Pameran Koleksi Tuna Netra. Wayang golek, arca, andong, mobil Volkswagen, Jeep tersimpan disini. Kami juga ke tempat yang menyerupai goa. Di sini, kami melihat manusia purbakala,” tutur Allya Agustin, siswa kelas 5 Andromeda.
Sebelum kembali ke Sekolah, para murid memainkan dolanan anak. Kami bermain bakiak secara kelompok, dan main engran bergantian. Sungguh asyiknya, belajar di Museum yang sangat bermanfaat sekali bagi kami. (*)
Writter : Galih Saputra S.Sos

About SD MUHAMMADIYAH 18

Islamic Full Day School Education:
Merupakan sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran integrated learning dengan memadukan pembelajaran tuntas dan nyaman serta pembiasaan karakter dan nilai islami dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas kerjasama orang tua dalam aktivitasnya.Program tersebut diharapkan mampu membawa perubahan sikap, perilaku serta pola pikir yang melekat pada peserta didik sampai pada pergaulan dan lingkungan sekitarnya dengan menjadi muslim dan muslimah cerdas yang tangguh sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.

0 comentários:

Posting Komentar