Semua Bisa Jadi Pahlawan

 


    Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang bagi kemerdekaan Indonesia. Namun, sudah dua tahun peringatan Hari Pahlawan terasa sangat berbeda. Hari Pahlawan tak bisa diperingati sebagaimana biasanya. Tanpa upacara, pawai, maupun pementasan drama kolosal kisah perjuangan pahlawan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat sejumlah aktivitas tidak bisa dilaksanakan sebagaimana biasanya.
Meski demikian, pagebluk tidak mengahalangi peringatan Hari Pahlawan. Sejumlah kegiatan dilaksanakan dengan bentuk baru yang sesuai protokol kesehatan guna pencegahan penyebaran Covid-19. Memaksimalkan publikasi semarak Hari Pahlawan melalui media sosia; kegiatan yang melibatkan banyak massa dilakukan melalui platform daring; berbagai lomba diarahkan dalam bentuk “kompetisi maya”. Berbagai upaya kreatif ini dilakukan agar momen Hari Pahlawan tidak begitu saja lewat tanpa berkesan.

Siapa Pahlawan itu?
          Setiap bangsa pasti memiliki pahlawan. Karena pahlawan adalah sosok yang menjadi bagian dari kesadaran sejarah suatu bangsa. Melalui pahlawan, simbol tentang perjuangan, membela kebenaran dan pengorbanan senantiasa dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Indonesia sendiri merupakan bangsa yang memiliki banyak pahlawan. Tercatat hingga tahun 2021 pemerintah Indonesia telah menganugerahkan gelar kepada 195 tokoh sebagai pahlawan nasional. Dan jumlah ini pun kemungkinan bakal terus bertambah.
        Berbicara tentang pahlawan, orang pada umumnya selalu mengaitkannya dengan pejuang di medan perang, meskipun tidak selalu demikian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani.
Namun kini kata pahlawan dapat disematkan kepada siapa saja, asalkan orang tersebut benar-benar berjuang untuk kebaikan dan kemanusiaan atau memiliki dedikasi dan pengorbanan di bidang tertentu pun bisa disebut pahlawan.meski, memang tidak dilabeli secara khusu oleh negara.
            Banyak kisah menginspirasi yang terjadi di sekita kita terkait “pahlawan-pahlawan” itu. Banyak profesi bisa dikategorikan pahlawan. Kisah pejuang keluarga, pengorbanan seorang ibu, para pendakwah dan guru, dokter, tenaga medis, pemberantas korupsi, aktivis lingkungan hidup, dunia kerelawanan yang tersebar ke seantero pelosok negeri dengan cerita yang mengharu biru. Semua itu adalah contoh bentuk-bentuk kepahlawanan saat ini yang tentunya patut kita apresiasi.
Semangat yang tinggi dibarengi dengan dedikasi menjadikan mereka sebagai sosok-sosok luar biasa yang dapat kita jadikan sebagai teladan dalam berjuang dan rela berkorban.

Dari mana memulai?
Kini, berjuang selayaknya pahlawan tidak hanya dilakukan dengan menenteng senjata di medan pertempuran sebagaimana founding fathers kita. Sederhana saja. Dalam mewujudkan rasa syukur dan melanjutkan nilai-nilai kepahlawanan kita cukup memastikan menjadi orang baik dan benar. Ya! Menjadi manusia yang baik dan benar, syukur-syukur dapat mentransfer kebaikan itu ke orang lain.
            Untuk dapat menjadi pahlawan yang memperjuangkan kebaikan dan kebenarn, tentu tidak bisa diawali dengan melakukan sesuatu yang ‘besar’ namun abai terhadap yang ‘kecil’. Langkah kecil harus dilakukan sebelum melakukan hal-hal besar. Proses ini tak bisa dilompati. Jika kita tak mampu melakukan kebaikan-kebaikan “kecil” mustahil kita dapat melaksanakan kebaikan-kebaikan ‘besar’.
Mengucapkan ‘terima kasih’ kepada orang lain yang telah membantu kita; mengucapkan ‘mohon bantuan atau pertolongannya’ jika kita membutuhkan bantuan orang lain; mendengarkan ketika orang lain berbicara dan tidak memotongnya; atau sekedar menyingkirkan halangan di jalan dan membuang sampah di tempatnya. Ini adalah sebagian contoh “kebaikan kecil” yang bisa kita biasakan dalam aktifitas keseharian.
            Semua kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan mempunyai dampak luar biasa. Percaya atau tidak, jika kita dapat istiqomah menjalankannya, kebaikan ini akan membawa kebahagiaan bagi orang lain. secara tidak langsung kebaikanmu akan menular pada orang lain yang melihat atau mendengar. 
Oleh karena itu, nilai kepahlawanan harus dimulai dari lingkup terkecil diri sendiri kemudian keluarga. Selanjutnya, low of atraction akan berbicara. Perlahan tapi pasti getaran energi positif yang kita keluarkan akan ditangkap oleh semesta dengan “kepositifan” pula. Feedbacknya lingkungan juga akan mengeluarkan energi kebaikannya juga. Allah berfirman: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.”  
            Seperti bola salju, kebaikan-kebaikan ini semakin lama akan semakin membesar dan melebar daya jangkaunya. Dahsyat dampak dari orang yang senantiasa bersikap dan berbuat baik. Bukankah ini laku yang diteladankan rasulullah Saw. “Maka disebabkan rahmat rahmat dari Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati keras, tentulah mereka mejauhkan diri dari sekelilingmu.” 

Perlombaan Kebaikan
           Harus diakui agar dampaknya lebih besar lagi bagi kehidupan. Untuk memperjuangkan kebaikan tak bisa kita lakukan sendiri. Kita perlu bahu-membahu, bergerak bersama melakukan kebaikan-kebaikan baru. Bergerak bersama tidak selalu maknanya berjalan bersama-sama dengan tujuan yang sama. Atau kata anak milenial tidak harus “satu frekuensi” atau “satu server.”
Berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan sebuah keharusan bagi siapa saja yang ingin menjadi pribadi atau generasi unggul (pahlawan).
        Allah Swt. berseru, “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.” Menurut Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir, ayat ini adalah ajakan kepada manusia untuk berkompetisi dalam kebaikan di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, termasuk dalam bidang ibadah kepada Allah Swt.
Sebuah bangsa yang maju, pasti manusianya gemar berlomba dalam kebaikan, sebaliknya sebuah bangsa akan tertinggal dari bangsa lain, bahkan akan hancur jika manusianya enggan dalam melakukan itu.
          Mengapa perlombaan bukan pertandingan? Dalam pertandingan hasil ditunjukkan dalam kategori ‘menang, kalah, atau seri’. Sedangkan dalam perlombaan, masing-masing peserta tidak saling mengalahkan, tapi siapa di antara mereka yang paling unggul.
Berlomba dalam kebaikan bagi seorang mukmin goal utamanya adalah ridha, pahala, dan pertolongan Allah Saw. Serta menjadi manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan agama dan bangsanya. Adapun di dalam perlombaan kebaikan bukan hanya berusaha menjadi ‘paling unggul’, akan tetapi bagaimana sebagai pribadi yang mampu menorehkan prestasi mebanggakan dan bermanfaat bagi semua.
        Sampai di sini, menurut saya pahlawan adalah seseorang yang senantiasa berusaha menjaga keajeg-an tutur kata-perilakunya dalam kebaikan dan kebenaran serta terus-menerus tiada henti apapun kondisi yang menimpanya memastikan bahwa tutur kata-perilakunya mendatangkan kebaikan dan kebermanfaatan untuk orang lain sekecil apa pun itu. “khoiru an-nas anfa’uhum li an-nas.”
Semua bisa menjadi pahlawan. Sudah-kah kita berusaha menjadi pahlawan bagi orang terdekat? Suami adalah pahlawan bagi istri dan anaknya; istri adalah pahlawan bagi suami dan anaknya; guru adalah pahlawan bagi muridnya; Siapa pun kamu, kamu adalah pahlawan. Jangan pernah lelah menjadi baik dan benar. Selamat Hari Pahlawan.


Fajrul Islam A*
*Guru Ismuba SD Muhammadiyah 18 Surabaya

About SD MUHAMMADIYAH 18

Islamic Full Day School Education:
Merupakan sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran integrated learning dengan memadukan pembelajaran tuntas dan nyaman serta pembiasaan karakter dan nilai islami dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas kerjasama orang tua dalam aktivitasnya.Program tersebut diharapkan mampu membawa perubahan sikap, perilaku serta pola pikir yang melekat pada peserta didik sampai pada pergaulan dan lingkungan sekitarnya dengan menjadi muslim dan muslimah cerdas yang tangguh sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.

0 comentários:

Posting Komentar