Di laut kita jaya


Tanggal 17 April 2013 yang lalu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa kelas V SD Muhammadiyah 18. Pada hari itu siswa kelas V mengadakan kegiatan pembelajaran luar sekolah ke beberapa lokasi sekaligus yang berhubungan dengan Angkatan Laut RI. Kunjungan yang pertama adalah ke armada RI kawasan timur yang di dalamnya terdapat dok Kapal Perang Republik Indonesia atau biasa disebut KRI dan monumen Jalesveva Jayamahe. Kunjungan yang kedua adalah ke kawah candradimuka tempat dididiknya para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) di kawasan Bumimoro Surabaya. Di kompleks AAL ini terdapat museum Loka Jala Crana yang di dalamnya juga terdapat sebuah planetarium tempat para taruna belajar tentang benda-benda langit.
Tepat pukul 07.00 siswa sudah berkumpul di sekolah, dan seperti biasanya, para siswa menunaikan shalat dhuha terlebih dahulu. Pada pukul 07.30 para siswa beranjak menuju bis yang akan membawa mereka menuju lokasi kunjungan. Tepat pukul 08.00 petualangan pun dimulai. Bis yang membawa para siswa sampai di pintu masuk  Armada RI Kawasan Timur.
Setelah melaporkan kehadiran para siswa dan berfoto-foto sebentar di gerbang utama, bis bergerak menuju lokasi pertama untuk disinggahi, yaitu KRI pulau Rengat dengan dipandu oleh bapak-bapak dari Korps Angkatan Laut RI. Sebagian besar siswa terkagum-kagum memasuki kawasan yang penuh disipliner ini. Beberapa siswa mengaku bahwa ini pertama kalinya mereka naik ke kapal, apalagi yang dinaiki sekarang adalah kapal perang, tentu saja mereka sangat bangga dengan kunjungan kali ini. Tidak ada siswa yang tidak bersemangat, mereka sudah menyiapkan “peralatan perang” masing-masing.
Untuk masuk ke dalam KRI pulau Rengat, mereka naik tangga kecil terlebih dahulu. Sesampainya di KRI pulau Rengat, para siswa disambut oleh awak kapal yang bernama pak Hasnan. Beliau yang memandu para siswa berkeliling kapal. Seru sekali naik turun tangga yang sempit dan curam di dalam kapal perang ini. Para siswa mendapatkan penjelasan mengenai KRI pulau Rengat ini di dalam ruang kemudi. Siswa sangat bangga bisa merasakan sendiri berada di kapal penyapu ranjau, demikian KRI pulau Rengat ini biasa disebut. Menyenangkan sekali mendengarkan celoteh para siswa, ada siswa yang bertanya “Kok bisa ya kapal yang terbuat dari besi yang seberat ini mengapung di air dan tidak tenggelam?” Pertanyaan yang sangat menarik, karena dari sana siswa belajar tentang konsep IPA, terapung, melayang dan tenggelam. Siswa menanyakan pertanyaan itu kepada pemandu, dan beliau dapat menjelaskan dengan gamblang sehingga para siswa cukup puas dengan jawaban yang diberikan. Setelah menyusuri ruangan demi ruangan, para siswa harus berpamitan dengan para awak kapal untuk menuju ke lokasi selanjutnya.    
Lokasi selanjutnya adalah Monumen Jalesveva Jayamahe atau yang biasa disebut dengan Monjaya saja. Selama dalam perjalanan dari KRI pulau Rengat menuju Monjaya, para siswa mendapatkan pengalaman berharga dengan melihat langsung para prajurit TNI AL berlatih. Mereka melihat para pasukan katak berlatih berenang dan menyelam di sekitar kapal. Mereka juga melihat para prajurit melatih kedisiplinan melalui kegiatan baris-berbaris yang rapi dan kompak sekali. Satu kesempatan yang juga cukup menarik adalah mereka melihat helikopter milik TNI AL sedang berlatih bermanuver, terbang berputar-putar di sekitar Monjaya dan mendarat di helipad yang berada dekat dengan Monjaya. Para siswa tidak berhenti mengagumi apa yang mereka saksikan.
Sesampainya di Monjaya, para siswa langsung menuju ruang replika. Di ruang replika ini, siswa melihat koleksi replika berbagai jenis kapal yang pernah dimiliki oleh TNI AL. Masih dipandu oleh Bapak Anang (pemandu di bis) para siswa mendapatkan penjelasan panjang lebar mengenai sejarah pendirian Monjaya hingga koleksi apa saja yang terdapat di dalamnya. Setelah puas mengagumi ruang replika, para siswa menuju ke lantai 6 yaitu di bagian kaki monumen “Si Manusia Hijau”. Di kaki monumen ini suasananya sangat menyenangkan. Para siswa dapat melihat pemandangan di sekitar kawasan Suramadu, bahkan jembatan Suramadu terlihat sangat jelas dari sana. Cuaca hari itu juga cukup mendukung, tidak mendung tetapi juga tidak terlalu panas. Angin berembus sepoi-sepoi di kaki monumen. Para siswa beristirahat sejenak di sana, menikmati kudapan yang mereka bawa dari rumah sambil berfoto-foto mengabadikan momen berharga ini. Setelah puas berada di kaki monumen, para siswa turun menuju lantai dasar. Di sana terdapat kafetaria, mereka bisa mendapatkan berbagai cindera mata tentang Monjaya. Ustadzah Novi dan Ustadzah Sari membagikan satu buah pin bertuliskan “Monjaya Naval Base” kepada masing-masing siswa sebagai kenang-kenangan untuk mereka bawa pulang.
Akhirnya kunjungan di armada RI kawasan Timur harus diakhiri. Para siswa menuju lokasi persinggahan ketiga yaitu Museum Loka Jala Crana di Kompleks Akademi Angkatan Laut Bumimoro Surabaya. Tujuan utama mereka mengunjungi museum itu ialah ke planetarium, di ruangan besar berkubah setengah bola ini para siswa mendapatkan pengetahuan mengenai tata surya. Walaupun tujuan utama sudah tercapai, namun para siswa juga tetap senang kok dipandu mengelilingi ruangan demi ruangan yang ada di museum itu. Koleksi museum Loka Jala Crana juga cukup menarik minat siswa, mulai dari beragam senjata yang digunakan oleh para prajurit dulu waktu perang mempertahankan kemerdekaan, juga ada monumen berupa tank, helikopter, meriam, pesawat tempur yang dulu sempat digunakan berperang. Tidak ketinggalan koleksi berupa baju-baju yang digunakan oleh para taruna AAL, peralatan menyelam dan berbagai olah raga air, serta berbagai piala dan cindera mata yang didapatkan oleh para taruna ketika melakukan muhibah ke luar negeri atau ketika mereka mendapatkan kunjungan dari utusan negara lain juga. 
Kunjungan ke museum Loka Jala Crana menjadi penutup kegiatan PLS kali ini. Pada pukul 14.00 para siswa kembali ke bis dan bertolak kembali menuju ke sekolah.
Dan sebagai penutup, sekaligus sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia, para siswa diminta membuat laporan hasil kunjungan ke tiga lokasi tersebut dengan bimbingan dari wali kelasnya masing-masing. Karena itulah para siswa tidak lupa menyiapkan semua peralatan untuk membuat laporan selengkap-lengkapnya. Bagi para siswa, perjalanan selama 6 jam hari itu terasa sangat berharga. Ketika ditanya apakah mereka senang dengan kunjungan kali ini? tentu saja semua siswa menjawab senaaaaaaang. Alhamdulillah, semoga kegiatan PLS kali ini membawa kesan yang mendalam di benak mereka. Semoga semua pelajaran yang didapatkan berguna bagi mereka. 












asrilprop@yahoo.com

About SD MUHAMMADIYAH 18

Islamic Full Day School Education:
Merupakan sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran integrated learning dengan memadukan pembelajaran tuntas dan nyaman serta pembiasaan karakter dan nilai islami dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas kerjasama orang tua dalam aktivitasnya.Program tersebut diharapkan mampu membawa perubahan sikap, perilaku serta pola pikir yang melekat pada peserta didik sampai pada pergaulan dan lingkungan sekitarnya dengan menjadi muslim dan muslimah cerdas yang tangguh sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.

0 comentários:

Posting Komentar