“Ditawar Dulu Sebelum Membelinya”

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu belanja di pasar. Kegiatan transaksi jual beli bisa dilakukan pasar tradisional dan pasar modern atau swalayan. Namun, pada era sekarang, pasar modern sangat diminati masyarakat.
 
Untuk “menyelamatkan” pasar tradisional tidak sepi pengunjung, SD Muhammadiyah 18 Surabaya melaksanakan PLS (Pembelajaran Luar Sekolah) dengan tema Pasar.
 
Sebanyak 92 siswa-siswi yang dibagi 6 kelompok dengan didampingi sekitar 14 guru mengunjungi Pasar Soponyono, Rungkut, Surabaya, pada Rabu (27/01). Setelah alat transportasi darat, angkot sampai di Pasar Soponyono, para Guru pendamping setiap kelompok bergegas memberikan instruksi/arahan.
 
Berselang beberapa menit, 6 kelompok yang terdiri anak-anak  Kelas 3 SD Muhammadiyah 18 Surabaya bergerak memasuki Pasar. Di dalam Pasar yang mempunyai bangunan dua lantai, anak didik SD berlokasi di Mulyorejo Tengah no 5 Surabaya berkeliling untuk mengamati para pedagang.
 
Ketika observasi di pasar, para anak didik SD yang dipimpin Ainul Rofiq, S.Pd beragam komentar seperti “Duh, pasarnya kok bau sekali”, “kondisi pasar kotor ya”, “akses jalan di dalam pasar sempit”.
 
Meski kondisi Pasar Soponyono tak sebersih Pasar modern, para Murid SD berbranding Sekolah Plus tetap bersemangat. Di pasar ada pedagang sayur mayur, pedagang ayam, pedagang aneka bumbu masak, pedagang buah-buahan, pedagang jajanan khas Tradisional, sampai pedagang aneka kuliner.
 
Dari aneka ragam barang dagangan yang dijual, para siswa tertarik untuk belanja buah-buahan dan jajanan khas tradisional. Di lapak penjual buah-buahan dan jajan, para pelajar tingkat SD berani melakukan tawar-menawar sebelum membelinya.
 
Kala bertransaksi, terjadi dialog antara siswa dengan pedagang. “Bu, berapa harga jeruk per kilonya?”, ujar siswi bernama Allya. Sang pedagang menjawab, “15 ribu rupiah perkilo, dik”. “Wah, kok mahal bu”. “Kalau, 8 ribu rupiah perkilo, boleh gak bu”. “Maaf dik, jika segitu masih belum boleh”. “Terus, masak kita mau beli tidak ada potongan harga, bu?”
“Ya sudah, tak kasih potongan harga seribu. Jadi 1 kilonya harganya 14 ribu rupiah”. “Oke bu, saya beli 1 kilo aja”. Setelah adanya kesepakatan harga, sang siswa mengeluarkan uang yang disimpan di dalam amplop.
 
Bagi SDM 18 Surabaya, proses belajar di pasar memang menitik beratkan keberanian siswa untuk melakukan transaksi tawar menawar dengan pedagang. “Kami salut dengan siswa-siswi yang berani menawar barang yang akan dibeli. Selain itu, para anak-anak juga bisa belajar mengelola pengeluaran uang belanja. Disini, kami ingin mengetahui kecermatan dan ketelitian siswa menghitung uang belanja,” tegas salah satu Guru pendamping, Ustadzah Yuyun.
Penulis : Galih Saputra, S.Sos

About SD MUHAMMADIYAH 18

Islamic Full Day School Education:
Merupakan sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran integrated learning dengan memadukan pembelajaran tuntas dan nyaman serta pembiasaan karakter dan nilai islami dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas kerjasama orang tua dalam aktivitasnya.Program tersebut diharapkan mampu membawa perubahan sikap, perilaku serta pola pikir yang melekat pada peserta didik sampai pada pergaulan dan lingkungan sekitarnya dengan menjadi muslim dan muslimah cerdas yang tangguh sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.

0 comentários:

Posting Komentar