Kita belum Merdekaaaa... (HUT RI ke 71)

Merdeka, Bangsaku
Merdeka…merdeka…merdeka. Itulah pekik rakyat bangsa Indonesia dalam merayakan Hari Ulang Tahun Negeri ini yang ke 71 tahun. Dengan usia yang matang, kita patut berbangga pada Ibu Pertiwi ini. Memperingati hari lahirnya Tanah Air Suci tahun ini, seluruh rakyat NKRI (Negara Kedaulatan Republik Indonesia) mengisinya dengan beragam lomba.

Selain instansi pemerintah, Kami juga turut memeriahkan Hari Kemerdekaan Bangsa ini. Siswa-siswi SD Muhammadiyah 18 Surabaya menggelar 7 jenis lomba pada Senin (15/08/2016).

Untuk para Pelajar SD yang dipimpin Ustad Ainul Rofiq, S.Pd, M.Pd.I yang kelas 1 dan kelas 2 lomba lari kelereng dan makan krupuk. Lalu, murid Kelas  3 dan kelas 4 lomba masukkan paku dalam botol, bakiak, dan pidato. Sedangkan anak didik
Kelas 5 dan kelas 6, lomba tarik tambang, pidato, dan sepeda lambat.

Kami bersyukur kegiatan yang bertema Indonesia Berbudaya dan Berkemajuan berlangsung seru. Seluruh guru, karyawan, dan anak didik terlibat. “Wow, meriah sekali lombanya. Kami senang bisa mengisi hari kemerdekaan ini. Ini merupakan apresiasi kami kepada para Pejuang yang gagah berani mewujudkan kemerdekaan bangsa ini,” tegas Siswi kelas 3 Orchid, Jasmine.

Suasana nasionalisme siswa kian terasa kental. Pada Selasa (16/08/2016), kami memberikan wadah para siswa yang mempunyai talenta seperti Tapak Suci, Band, tari, dan beberapa siswa yang mewakili ekskul di sekolah kami.

Namun, kemeriahan hari kemerdekaan tahun ini, kami diliputi rasa resah akan hilangnya kebudayaan yang di miliki Bangsa kita. Kecanggihan teknologi seperti handphone android telah mempengaruhi generasi bangsa kita. Menjamurnya aplikasi yang ada di HP atau gadget seperti pokemon atau COC telah membawa “virus”.

Keresahan inilah yang membuat kami diaplikasikan ke dalam pertunjukan wayang kulit. Alur cerita yang dibawakan Sang Dalang, Tio Artaq Arif Fian Hidayatullah dibuat sesuai dengan kejadian sosial terkini.

Lakon seperti Petruk, Gareng, Bagong dan Semar disandingkan dengan beberapa tokoh Nasional sekelas Ir Soekarno, Bung Hatta dan Agus Salim. Kelincahan tangan Siswa Kelas 6 dalam memainkan wayang. Pertunjukan wayang kian hidup di iringi alat musik tradisional seperti angklung, rebana, dan lain-lainnya.

“Alhamdulillah, pertunjukan wayang kulit berjalan sukses. Ini buah dari latihan bersama guru SBK. Jujur, latihan dengan waktu beberapa hari, saya sempat dihinggapi rasa nervous. Beruntung, saat tampil rasa itu terkikis,” urai Sang Dalang. (*)










About SD MUHAMMADIYAH 18

Islamic Full Day School Education:
Merupakan sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran integrated learning dengan memadukan pembelajaran tuntas dan nyaman serta pembiasaan karakter dan nilai islami dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas kerjasama orang tua dalam aktivitasnya.Program tersebut diharapkan mampu membawa perubahan sikap, perilaku serta pola pikir yang melekat pada peserta didik sampai pada pergaulan dan lingkungan sekitarnya dengan menjadi muslim dan muslimah cerdas yang tangguh sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya.

0 comentários:

Posting Komentar